oleh

Kades Poncokusumo Berikan Klarifikasi Terkait Penyataannya Tentang “Wartawan Bodrex”

Kepala Desa Poncokusumo (M Irwan Ft kanan) Kabupaten Malang, memberikan klarifikasi  keterangan terkait dengan pernyataannya tentang adanya Wartawan Bodrex
NEWSNUSANTARA, Malang/JATIM  – Bertempat di lokasi gedung Hotel Savana Kota Malang. Kepala Desa Poncokusumo (M Irwan) yang juga adalah selaku Humas AKD Kabupaten Malang, memberikan klarifikasi  keterangan terkait dengan pernyataannya tentang adanya Wartawan Bodrex,usai menghadiri rapat AKD yang dihadiri seluruh Kepala Desa se-Kabupaten Malang secara bersama.Minggu (21/11/2021).
Statement kepada desa tersebut yang juga Diduga mengandung ujaran kebencian terhadap profesi wartawan, dan didengar ketua AWPI Malang Raya, Sri Agus Mahendra.
Begitu dan saat itu meminta  supaya Kades Poncokusumo bisa memberi penjelasan yang jelas dengan pernyataan yang ia buat agar tidak terjadi salah faham serta gejolak yang berlarut.
“Jika pernyataan kades dimaksut adalah benar-benar menjustis frofesi wartawan, hal ini tentunya tidak akan kita biarkan, karena hal tersebut merupakan suatu ujaran kebencian, namun kita juga tidak bisa serta Merta Atau tergesa gesa untuk mengambil kesimpulan, makanya kita klarifikasi ter lebih dulu yang bersangkutan secara langsung, agar supaya lebih jelas semuanya,” terang pria yang akrab di panggil Mahendra.
Di konfirmasi secara langsung oleh awak media  dan juga Mahendra terkait  pernyataannya semalam yang terkesan menjuistis profesi sebagai seorang jurnalis,
yang mana juga dikatakan kepala desa di statement nya terkait dengan adanya wartawan bodrex, tukang Peras dan WTS atau wartawan tanpa surat kabar, maupun wartawan tanpa pernah menulis, M Irwan juga menjelaskan, jikalao bahasa seperti itu sengaja di tujukan kepada oknum tertentu, bukan menjustis jelek profesi seorang pewarta.
“Yang saya maksud dengan adanya wartawan bodrek, juga wartawan tanpa surat kabar maupun wartawan tanpa tulisan, adalah sebutan kepada oknum, Bukan saya tujukan untuk profesi jurnalis, apalagi kepada teman teman media dan LSM yang hadir disini,” terang kepala desa Poncokusumo, M irwan.
Apalagi untuk sebutan wartawan tukang peras,  itu juga saya sebutkan kepada oknum tertentu.
“Dan  saya jelaskan juga kepada teman-teman Kepala desa, jangan sampai menolak telefon dari teman media dan LSM ,apalagi takut Lalu memblokir nomer telfon nya, karena apa? Jika kepala desa takut berhadapan dan menemui wartawan,berarti diduga kades tersebut memang mempunyai suatu kesalahan dan  tentunya takut untuk dipublikasikan.
Karena menurut saya, baik dan jeleknya pembangunan yang ada di setiap desa, sangat diperlukan sinergitas dari media dan LSM untuk memberikan sosialisasi yang tepat dan benar, terutama ke pemerintahan desa di kabupaten malang, agar jangan sampai terjadi suatu kesalahan dalam penataan desa serta kliru dalam menjalankan kewajibanya sebagai pemimpin desa,” tutupnya. (HAMZAH)
Baca Juga  Percepat Transisi Energi, Pemerintah Dukung PLN Pensiunkan PLTU Lewat ETM