Dinkes Berau Kebut Pemberian Vaksinasi Difteri, Ketua DPRD: Jangan Lagi Teledor

Rabu, 27 Maret 2024 03:48 WITA
Ketua DPRD Berau, Madri Pani

NEWSNUSANTARA.COM, BERAU – Penyakit Difteri yang masuk ke dalam Kasus Luar Biasa (KLB) membuat Dinas Kesehatan Berau mulai memasifkan pemberian vaksinasi ke anak-anak mulai dari PAUD hingga SMP, Rabu (27/3/2024).

Ada pun manfaat vaksin diketahui untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Sebagai imunisasi anak yang bertujuan sebagai langkah pencegahan.

Umumnya, imunisasi DT diberikan pada anak yang berusia 2 bulan sampai 7 tahun dan dapat dilanjutkan dengan imunisasi lanjutan (booster) saat berusia 10–12 tahun.

Baca Juga  Pangdam Brawijaya dan Kepala BNPB Tinjau Lokasi Karhutla di Gunung Arjuno: Komitmen Nyata dalam Pemulihan Lingkungan

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Garna Sudarsono menuturkan, program vaksinasi diakui sudah disampaikan melalui forum koordinasi kecamatan melalui Camat, Lurah, Kapolsek, Danramil hingga Ketua RT.

“Dosisnya kita salurkan ke puskesmas-puskesmas dengan kecamatan yang memang prioritas terlebih dulu,” katanya.

Dalam program vaksinasi itu, dikatakan Garna dinkes menyiapkan 14 ribu dosis. Yang penyalurannya akan diutamakan 4 kecamatan yang ditemui adanya kasus positif, seperti Teluk Bayur, Gunung Tabur, Kelay dan Pulau Derawan.

Baca Juga  Berau Masuk Dalam Zona Merah Tim Gugus Tugas Gelar Rapat Evaluasi

“14 ribu dosis vaksin itu dibagi menjadi vaksin Dt sekitar 1.750 dosis kemudian Td itu sekitar 12.500 dosis. Kecamatan lain akan kita salurkan, tunggu penyaluran kecamatan yang terdampak selesai untuk program vaksinasi,” tandasnya.

Terpisah, Ketua DPRD Berau Madri Pani mengatakan, dengan masuknya Difteri ke dalam KLB. Dirinya berharap kejadian seperti ini dapat segera teratasi. Dengan langkah yang cepat sehingga penyebaran tidak lagi meluas.

Baca Juga  Peringatan HUT RI Digelar Mengikuti Protokol Kesehatan

Dirinya cukup prihatin karena keteledoran Dinkes melakukan penanganan, menyebabkan dari empat kasus yang belakangan terkonfirmasi positif sudah menimbulkan 3 korban jiwa.

“Mulai dari sekarang, Dinkes bisa bergerak cepat dan aktif. Jangan sampai ada terjadi lagi, akibat penyakit Difteri ini memakan korban jiwa. Termasuk sosialisasi untuk mengingatkan pentingnya protokol kesehatan,” katanya.

Reporter: Miko Gusti

Bagikan:
Berita Terkait