Upaya Memulihkan Ekosistem Mangrove, Pemkab Berau Dukung Pengembangkan Program Akuakultur

Rabu, 21 Agustus 2024 05:48 WITA

NEWSNUSANTARA.COM, BERAU – Panen udang windu dilakukan penambak Kampung Pegat Batumbuk Kecamatan Pulau Derawan, Rabu (21/8/2024). Itu merupakan hasil budidaya yang didukung melalui Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Para petambak Pegat Batumbuk telah berhasil mempraktikkan budidaya udang tradisional ramah lingkungan. Strategi yang dikembangkan tersebut merupakan upaya untuk menciptakan desain tambak udang berkelanjutan dan mendokumentasikan operasi tambak udang dengan lebih baik dengan standar internasional.

Metode baru budidaya perairan berkelanjutan ini bertujuan menghasilkan produktivitas yang sama di lahan tambak seluas 2 hektare, seperti yang dihasilkan di lahan tambak seluas 10 hektare tambak udang yang luas.

Mengubah mangrove menjadi budi daya perairan, terutama tambak udang, telah menyebabkan hilangnya mangrove di Kalimantan dan Sulawesi. Mangrove memberikan. perlindungan garis pantai dari badai dan tsunami serta mengurangi risiko banjir, genangan, dan erosi.

Baca Juga  Kapolresta Malang Dampingi Irwasum Polri Kunjungi Isoter dan Pantau Jalannya Vaksinasi

Selain itu mangrove Indonesia juga membantu menyimpan karbon dalam jumlah besar yang mengurangi gas rumah kaca.

Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten Berau untuk meluncurkan Program MESTI (Masyarakat Sahabat Tambak Indonesia) yang merupakan akronim dari frasa bahasa Indonesia yang berarti “mangrove adalah sahabat bagi tambak berkelanjutan.

Salah satu petambak yang menerapkan budidaya udang berkelanjutan, Abdurahman mengatakan, di awal bergabung dengan Program MESTI dirinya hajya berhasil memperoleh panen hanya mencapai sekitar 3,5 Kilogram. Namun secara bertahap, hasil panennya bisa meningkat menjadi 9 Kilogram, kemudian 35 kilogram dan terakhir pada masa panen raya ini mencapai 50 kilogram.

“Siklus panen juga menjadi lebih cepat. Dulunya 3 atau 4 bulan sekali baru bisa panen, sekarang bisa 2 bulan sekali panen,” ungkap Abdurahman.

Baca Juga  Bersiap Jelang Penilaian Panji Pembangunan

“Selain itu, kami juga mendapat panen lain yaitu bandeng dan kepiting yang jumlahnya juga terus meningkat,” sambungnya.

Sementara itu mewakili Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, Staf Ahli Bidang Keuangan dan SDM Jaka Siswanta mengungkapkan, Kabupaten Berau memiliki ekosistem mangrove terbesar di Kalimantan Timur, mencakup area seluas lebih dari 88.000 hektar.

“Namun, banyak kawasan mangrove di wilayah kami yang beralihfungsi salah satunya menjadi tambak udang. Karena praktik tambak udang yang sebelumnya menurunkan kualitas air, akibatnya hasil panen ikut turun. Hal itu menyebabkan petambak udang membuka lahan lebih luas lagi,” paparnya.

Untuk itu, kata dia Pemkab Berau akan terus memberikan dukungan pada program MESTI dalam memulihkan ekosistem mangrove tanpa mengganggu mata pencaharian petambak udang di Kabupaten Berau, khususnya di Kampung Pegat Batumbuk, Suaran dan Tabalar.

Baca Juga  Masyarakat Kampung Tasuk Gelar Aksi Damai Tuntut Penghentian Aktivitas Tambang PT Berau Coal

“Petambak udang di Pegat Batumbuk telah membuktikan bahwa budi daya udang yang ramah lingkungan itu sangat mungkin dilakukan. Kami berharap semakin banyak petambak udang di daerah lain di Berau dapat mengadopsi praktik budi daya berkelanjutan seperti ini,” tuturnya.

Melalui program ini juga diharapkan dapat memotivasi perangkat terkait agar prinsip akuakultur dapat benar-benar diterapkan di kampung-kampung potensial di Kabupaten Berau.

“Saya pun berharap, kerja sama ini akan terus terjalin baik dan kami sangat mengharapkan dukungan dari Bapak dan Ibu sekalian, agar pembangunan perikanan Kabupaten Berau dapat terwujud sebagaimana mestinya,” tandasnya.

Reporter: Miko Gusti

Bagikan:
Berita Terkait