NEWSNUSANTARA,TANJUNG RAYA – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono kunjungi dan melihat secara langsung kondisi Danau Maninjau.
Danau itu kini “sakit” parah, tercemar berat akibat Keramba Jaring Apung (KJA) yang tumbuh dan berkembang di kawasan Danau Maninjau melebihi kapasitas.
Sakti Wahyu Trenggono terenyuh melihat kondisi danau yang begitu memprihatinkan. Danau seelok itu jadi jadi rusak.
Menteri menawarkan nelayan KJA mengalihkan usaha budidaya ikan air tawar di darat sistem kolam air tenang.
Tujuan menteri mengalihkan mata pencarian masyarakat dari danau ke darat, karena budidaya ikan air tawar di darat pun tidak kalah hebatnya menunjang perekonomian.
Untuk mendukung pengalihan itu, kata Wahyu, Pemkab Agam diharapkan menyediakan lahan.
“Kementerian akan menurunkan tim untuk mengkaji kondisi lokasi pengembangan budidaya ikan ini,” kata Wahyu kepada Bupati Agam Dr Andri Warman.
Andri Warman menjelaskan, Ia berjanji akan menyikapi solusi yang disampaikan Menteri KKP itu.
“Masukan mentri itu kita bahas dan akan kita sikapi demi penyelamatan danau,” ujar Andri Warman.
Kepada menteri, Bupati menjelaskan, Danau Maninjau adalah ikon di Sumatera Barat.
Bahkan tahun 1980-an, wisatawan banyak berkunjung dan bermalam di kawasan Danau Maninjau, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Tapi semenjak danau ini mula tercemar sekitar tahun 90-an hingga kini wisatawan tidak datang lagi, sebab danau sudah tercemar.
Kunjungan wisatawan tidak hanya menurun, kata bupati, tapi boleh dikatakan tidak ada lagi karena air danau tercemar akibat tumpukan sisa pakan ikan.
Saat ini, ujar Bupati, Pemkab Agam tengah giat melakukan pendataan jumlah KJA Danau Maninjau, beserta pemilik dan alamatnya.
Kemudian akan dibahas dalam rapat khusus dengan Kemenko Marves secara virtual pada 17 Juni 2021.
“Kita menargetkan Danau Maninjau bersih pada 2022,” kata Bupati Agam, Dr Andri Warkan. (MP)