11 Januari Masuk Sekolah. Masih Simulasi, Kadisdik: Yang Mau Uji Coba Melapor Dulu

Asli Nuryadin
Asli Nuryadin

NEWSNUSANTARA,SAMARINDA KOTA- Pergantian tahun sudah semakin dekat. Sejak November lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan, sekolah boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Adapun syarat yang diajukan Mendikbud kepada pemerintah daerah yang akan menyelenggarakan sekolah tatap muka, diantaranya ketersediaan sanitasi dan kebersihan seperti toilet bersih dan layak, serta adanya sarana cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer dan disinfektan. Selain itu juga mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan seperti wajib masker, memiliki thermo gun, memiliki pemetaan warga satuan pendidikan yang memiliki komorbid tidak terkontrol dan tidak memiliki akses terhadap transportasi yang aman, hingga memiliki riwayat perjalanan dari daerah dengan tingkat risiko Covid-19 yang tinggi atau riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri.

Hal ini pun disambut baik Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin. Bahkan dalam penuturannya, aturan sekolah tatap muka, tidak lagi memandang status daerah tersebut. Namun keputusan ada di tangan kepala daerah, dalam hal ini Wali Kota Syaharie Jaang.

Belum lama ini, ia telah memberikan survei kepada orangtua siswa. Untuk meminta persetujuan dalam membuka kembali pembelajaran tatap muka. “Hasilnya 82 persen orangtua setuju, tapi saya tegaskan ini bukan kewajiban,” ujar Asli. Sebab bagi orangtua yang tidak setuju tetap diperkenankan agar anaknya belajar dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan.

Sedangkan yang telah menyetujui keputusan ini, dijadikan sebagai bahan pertimbangan kepada walikota selaku Ketua Satgas Covid-19 Samarinda. Hanya saja hingga saat ini, Asli mengaku belum juga mendapat respon dari Jaang. “Sudah kami serahkan. Terserah beliau (Jaang) bagaimana baiknya,” paparnya.

Selebihnya Asli merencanakan untuk menggelar simulasi atau uji coba tatap muka. Tujuannya untuk membiasakan para siswa beradaptasi dengan kebiasaan baru sebelum sekolah tatap muka itu resmi dibuka. Namun simulasi itu kata Asli tak bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Sebab hingga saat ini masih menunggu persetujuan dari walikota. “Rencananya 11 Januari kami adakan simulasi, itupun di sekolah yang telah mendapat persetujuan dari gugus tugas,” sebutnya.

Sehingga ia meminta agar tidak ada sekolah yang memulai simulasi sebelum izin dari Satgas Covid-19.
Mengenai anggaran, Asli memastikan tak ada yang perlu diberatkan. Sebab persiapan sekolah tatap tak memerlukan anggaran besar. Khususnya dalam menyediakan tempat cuci tangan dan perlengkapan Alat Pelinding Diri (APD). Sebab masih bisa disiapkan oleh sekolah masing-masing. “Untuk sarana cuci tangan, masker dan pengukur suhu kan tidak besar, bisa gunakan Bosda atau Bosnas,” tuturnya.

Tak hanya itu ia memastikan dalam sekolah tatap muka, tidak diperkenankan untuk melakukan aktvitas olahraga, istirahat maupun ekstrakurikuler. Pasalnya siswa jam belajar siswa pun tak seperti normalnya belajar. Termasuk jumlah siswa, juga dikurangi setengah dari kuota rombongan belajar. “Jadi siswa tidak lama berada di sekolah dan masuknya bergantian dengan siswa lain,” urai Asli.

Meski demikian masih banyak PR bagi Disdik Samarinda. Sebab, sepulang dari sekolah harus ada yang mengontrol agar anak langsung ke rumah. Saat ditanya hal ini, Asli mengaku perlu membahas ini lagi bersama Satgas Covid-19. “Nanti satgas yang menentukan sekolah mana saja yang boleh belajar tatap muka, belum tentu semua, mungkin bisa mulai dari kawasan pinggiran,” pungkas Asli. (hun/nha)