Ada 3 Desa di Kutai Kartanegara Bebas Stunting Jadi Percontohan

Jumat, 10 November 2023 08:52 WITA

NEWSNUSANTARA.COM, KUKAR – Setidaknya ada tiga desa di wilayah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang dinyatakan sudah bebas stunting. Ketiganya bisa dijadikan percontohan bagi daerah-daerah lain, khususnya di Kukar.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar mencanangkan tiga di kawasan itu  sebagai role model D’Best (Desa bebas stunting) yang dianggap berhasil menekan atau mengatasi melonjaknya angka stunting.

Tiga D’Best itu, yakni desa di Keluarahan Kuala Samboja, Desa Giri Agung dan Desa Loa Janan Ulu. Ketiga ini dinilai mampu menekan atau menghambat naiknya angka stunting

Baca Juga  Bikin Konten Video, Wisatawan Remaja Asal Malang Tewas di Lautan Pasir Gunung Bromo

Wakil Bupati (Wabub) Kukar Rendi Solihin, mengatakan Pemkab Kukar melalui program ‘Kukar Idaman’ terdapat banyak program kegiatan terkait pengentasan kemiskinan dan bebas stunting.

 Disebutkan, dari yang disampaikan Camat Samboja, terdapat lebih dari 150 anak balita yang ada di Posyandu, namun yang bisa hadir hanya sekitar 50 persen. Ini menjadi catatan agar dilakukan jemput bola oleh petugas dari rumah ke rumah.

“Ini agar kehadiran di posyandu bisa maksimal kedepannya” pinta Wabub Rendi Solihin, seraya mengungkapkan program pengentasan kemiskinan dan penurunan angka stunting harus melibatkan seluruh komponen atau lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB).

Baca Juga  Berau Dapat Tambahan DAK Rp 12 Miliar

“Kolaborasi ini penting, sehingga bisa memaksimalkan pengentasan kemiskinan dan penurunan angka stunting di Kutai Kartanegara, sesuai target yang diharapkan,” inginnya.

Rendi menyampaikan kabar baik dari hasil kerja kolaboratif lintas OPD, angka stunting di Kukar sampai bulan September 2023, mengalami penurunan yang signifikan. Rilis resminya pada bulan Desember 2023.

“Info yang kami dengar, dari 27 persen sudah dibawah 15 persen. Kita tunggu rilisnya dari Kementerian Kesehatan, Desember nanti,” katanya.

Baca Juga  Kaltara Sharia Festival Road to Festival Ekonomi Syariah

Sementara itu, Kepala Dinas P2KB Adinur mengatakan, tidak semua kondisi fisik kecil pendek itu stunting, karena stunting hanya bisa diketahui setelah dilakukan pemeriksaan mendalam oleh dokter spesialis anak.

“Kenapa stunting itu penting, karena dampak jangka pendek dan panjangnya cukup mengkhawatirkan kita semua,” ujarnya.

Pada acara tersebut, Wabup Rendi Solihin menyerahkan alat peraga stunting kepada kepala Desa Samboja Kuala dan bantuan freezer kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).* (ADV-Diskominfo Kukar)

Bagikan:
Berita Terkait