NEWSNUSANTARA.COM – MALANG – Baik gereja, masjid, dan musala di Desa Suwaru Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang Penataan pagar setiap rumah begitu rapi.terasa nyaman. Di tambah suasana pedesaan begitu kental terasa Warganya mayoritas ramah terhadap orang yang baru dikenalnya.
“Desa Suwaru ada kegiatan bersih-bersih rutinan setiap bulan, mulai dari makam, goronggorong dan tempat peribadatan. Semua berkumpul menjadi satu, tanpa pandang bulu (semua agama) tingkat toleransi desa Suwaru sangat di junjung tinggi warga bersatu baik dari kalangan agama apapun guyup rukun bersama,” ucap Hari Sasmito, Kasi Kesra Desa Suwaru, Pagelaran.
khususnya menjelang Ramadan, warga semua agama kerja bakti bersih-bersih,bergotong royong saling baby membahu satu sama lain.
Tingkat toleransi sangat dirasakan sesama ,Meski di tengah kampung yang mayoritas umat Kristen, umat Islam sangat nyaman menjalankan ibadah di Masjid dan musalla, Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran.
Umat Kristen dan Islam membaur bersama membersihkan masjid dan musala. Ini demi saling menghormati.
“, Begitu kompaknya warga Suwaru, imbuh Hari, umat Kristen tidak sungkan saat Ramadan ini ikut membangunkan warga untuk sahur. Mereka keliling kampung pada dini hari melantunkan sahur kepada umat Muslim,” jelasnya.
Begitu pula Sebaliknya saat umat Kristen punya gawe, kaum muslim di Suwaru pun guyub membantu. Misalnya, tak lama lagi, di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Suwaru akan menggelar sesembahan.
“, Biasanya pada giat gawe ini beragam umat agama akan diundang berkumpul.,” urainya.
Perlu di ketahui bahwah Desa Suwaru tersebut dihuni 950 Kepala Keluarga (KK). Di mana umat Islam ada 150 KK, sedangkan umat Kristiani 800 KK.
,”Dengan limpahan kebersamaan dan kebersatuan ,Itu sebagai tanda syukur atas hasil bumi rakyat Suwaru yang bertempat di GKJW. Mulai dari buah-buahan, sayuran dan sebagainya,” imbuh Hari.
Hasil bumi yang melimpah dibawa ke gereja, selanjutnya akan dijual secara lelang. Dari hasil penjualan itu, uangnya akan dibagikan kepada anak yatim piatu, pendeta, janda, orang miskin yang ada di Suwaru.
”Mereka tidak memandang golongan Islam, golongan Katolik, Protestan. Semua dibagi rata,” kata dia.
Jumlah that peribadatan di Desa Suwaru sendiri terdiri dari satu GKJW, satu GPdI, satu masjid dan tiga musala. Jarak antarkeduanya lumayan berjahuan. Sebab mereka berada di dukuh masing-masing. Walaupun jarak peribadatan mereka berjauhan, hal itu tidak menjadi penghalang antarkeduanya hidup rukun.
Kiai Syahrowi, pengasuh TPQ di Masjid Darul Huda Suwaru,menuturkan pernah suatu ketika, umat Kristiani membawakan takjil dan nasi. “Iya, tahun kemarin saudara umat kristen membawa nasi dan minuman ke Masjid Darul Huda ini. Tentu saja kami bahagia, dan senang sekali. Kita buka puasa di sini,” kenang Syahrowi.
Walaupun berbeda keyakinan agama namun warga desa Suwaru sangat menjujung tinggi nilai persaudaraan. “Jika hari raya tiba, biasanya umat Kristiani datang ke sini, pun sebaliknya, kita datang ke sana ketika hari raya natal mereka tiba,” tutup dia. (Hmzh).