Sempat Tertunda, Pembangunan Pasar Rakyat Tenguyun Kembali Dilanjutkan  

NEWSNUSANTARA.COM, TARAKAN – Upaya pembangunan dan fasilitasi pasar rakyat Tenguyun kembali dilanjutkan setelah adanya kendala anggaran sepanjang tahun 2020-2021 (06/01/2022).
Pada prosesnya dijelaskan Untung Prayitno, S.E Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, anggaran sempat menjadi penghambat pembangunan pasar semi modern tersebut, namun untung kembali menegaskan akan berupaya dan memastikan pembangunan akan diselesaikan ditahun 2022 sekaligus.
“Tahun 2020 dimana anggaran itu kemarin kita kena refocusing itu yah karna gencar-gencarnya masalah covid 19, jadi bangunan itu tidak selesai 100 persen. Walaupun anggaran pada waktu itu yang kita lakukan 100 persen. Tetapi secara keseluruhan, pasar itu belum selesai. Makanya waktu itu mau dianggarkan, sebelumnya anggaran dari kementerian, dari perusahaan, dari APBN akan dilanjutkan dengan anggaran APBD. Terus tahun berikutnya 2021, kita dapat lagi anggaran dari pusat, nah sekarang sudah selesai tapi belum sempurna. Karna kemaren ada addendum, salah satunya addendum itu adalah tiang pancangnya itu ada kekurangan, jadi akhirnya ada penambahan pancang yg akhirnya mengurangi fisik yang lain salah satunya keramik. Rencana tahap awal 2020 yang belum selesai sama 2021, akan diselesaikan tahun ini. Nanti setelah 2022 selesai, mereka akan menggunakan pasar yang baru. karna kemaren tahap pertama mau dilaksanakan tahun 2021, penganggaran sudah lewat jadi tidak bisa. Makanya dianggarkan tahun 2022 sekalian tahun 2021 yang belum selesai ini akan diselesaikan ditahun 2022, jadi sekaligus.” Ungkap untung
Selain keramik, penambahan kios, tempat khusus pasar ikan dan toilet menjadi fokus pembangunan saat ini. Adapun fasilitas yang disediakan di pasar tersebut nantinya diharapkan menjadi contoh pasar berstandar Nasional Indonesia (SNI)
“Pasar ini salah satu program pemerintah pusat sebagai pasar SNI. jadi gini, pasar tradisional yang sudah punya standar nasional. Nanti kedepan pasar tersebut semi modern dalam artian masuk kesitu bisa menggunakan troli, lataksi ada ruangannya kita sediakan. Nanti ada tempat misal masyarakat ragu beli beras ragu ga sampe satu kilo, disitu ada pos ukur ulang, trus nanti ada CCTV, tempat cuci tangan dan tempat pemadam kebakaran. Terus itu nanti kebersihannya dijaga, dalam artian tidak seperti pasar kumuh seperti yang kemaren, makanya nanti itu lantainya lantai keramik. Nah itulah menjadi pasar percontohan standar SNI, dari pusat begitu”, ungkap Untung.
Pada penerapannya, pasar tersebut menerapkan sistem zonasi, menyediakan 160 loss dan kurang lebih 80 kios bagi pedagang yang berkeinginan berdagang di pasar tersebut. Adapun ketentuan nantinya apabila pasar tersebut dianggap telah layak beroprerasi, pedagang diharapkan dapat menaati setiap ketentuan yang telah tetapkan oleh pusat seperti halnya menjaga kebersihan, tidak dengan menambah dan merubah bangunan sehingga dapat memenuhi dan menjaga standar pasar tersebut.
Untung beroptimis bahwa adanya aturan dan fasilitas tersebut dapat menarik minat masyarakat dan dapat berdampak baik kebelakangnya, mengingat pembangunan dan pengaturan yang dilakukan dengan memerhatikan kebutuhan dan keinginan masyarakat Kota Tarakan.
“Saya pikir mereka akan mengikuti aturan yang ditetapkan, karna apa, aturan ini dibuat demi kepentingan mereka, si pedagang itu sendiri maka dalam artian supaya pembeli banyak kesini, bikin zonasi jadi kalo mereka datang ga repot lagi, senang ga nyari sana-sini, kalo bersih, mereka seneng juga kan apalagi disediakan troli.” Tutup Untung. (Putri)