Newsnusantara,Jakarta – Pariwisata salah satu sektor ekonomi yang paling terpukul oleh pandemi COVID-19. Tingkat kunjungan wisata yang rendah, banyak destinasi tutup beberapa bulan terakhir. Imbas terpuruknya kepariwisataan sangat dirasakan para pelaku wisata, usaha jasa wisata dan perbankan, serta pemerintah. Apalagi di sejumlah daerah, pariwisata menyumbang pendapatan asli daerah cukup signifikan.
“Pandemi COVID-19 memberi tantangan amat berat. Namun di balik itu terdapat pula peluang. Kami mengandalkan digitalisasi dalam memberi nilai tambah kepada masyarakat. Walau penuh tantangan kami tetap berkomitmen khususnya dalam pembinaan desa wisata,” ujar Executive Vice President CSR PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, Inge Setiawati, baru-baru ini.
Inge memaparkan kontribusi dan dukungan BCA kepada kegiatan desa wisata lewat talkshow virtual bertema ‘Tantangan Desa Wisata Era Baru dan CSR Membangun Potensi Wisata’. Inge menjelaskan tantangan pariwisata khususnya dalam pengelolaan desa wisata di era adaptasi kebiasaan baru. Menurutnya, peningkatan kemampuan para pengurus desa wisata mesti diselaraskan agar desa wisata kembali eksis. Untuk itu, berbagai pelatihan tetap diberikan dan lebih dititikberatkan pada pelatihan pemanfaatan digital sebagai sarana promosi desa wisata.
Dikatakan Inge, dalam mendukung pengembangan desa wisata, pihaknya tak berhenti pada pemberian donasi kepada masyarakat desa. Dukungan juga berupa analisis mendalam terhadap desa wisata untuk menentukan arah pembinaan yang tepat, membentuk kepengurusan, merumuskan visi dan misi, serta target desa binaan. Selain itu melakukan peningkatan kapasitas SDM, meningkatkan sarana prasarana beserta infrastruktur, ditambah uji layanan dan pengukuran dampak.
“Kami berharap di era adaptasi kebiasaan baru, pariwisata perlahan bergeliat dan ekonomi kembali pulih, desa wisata di Tanah Air makin berkembang,” ucapnya. (Sukron/wiradesa.co)