
NEWSNUSANTARA,TANJUNG REDEB- Sejumlah perwakilan petani mandiri di Kecamatan Segah datangi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT BAA, Senin (05/12). Tujuannya untuk meminta penjelasan kapan PT BAA beroperasi. Mereka juga meminta perusahaan tersebut kembali beroperasi.
Salah seorang perwakilan dari petani milenial, Ismail mengatakan, dirinya bersama sejumlah petani lain dari sejumlah kampung di Kecamatan Segah untuk meminta agar PKS tersebut kembali beroperasi. Karena, banyak buah sawit milik petani rusak karena tidak terjual. Sementara ketika hendak dijual ke tempat lain, harganya jauh berbeda.
“Kami ke PT BAA ingin menanyakan, kapan perusahaan itu dibuka kembali. Karena, tutupnya mereka, kami sebagai petani kesulitan menjual hasil panen kami. Banyak buah kami rusak,” ujarnya.
Untuk menghindari buah rusak di pohon, tidak sedikit petani sawit menjualnya ke perusahaan sawit terdekat. Hanya saja, panjangnya antrean menimbulkan masalah. Tidak sedikit buah busuk di dalam kendaraan lantaran terlalu lama berada di dalam kendaraan.

Terpaksa kata Ismail, petani banyak menjual hasil panen sawit ke tengkulak. Di mana harganya berbeda jauh dari harga yang ditetapkan PKS, khususnya PT BAA.
“Kami tidak ada pilihan lain selain jual ke tengkulak. Bedanya itu sampai 600 rupiah. Sementara, ketika kami jual ke PT BAA, harganya bahkan jauh lebih baik dari harga perusahaan yang ada disekitarnya,” jelasnya.
Dirinya pun berharap, PT BAA tersebut dapat kembali dibuka. Karena, dengan berhentinya beroperasi perusahaan tersebut, sangat berdampak pada ekonomi masyarakat petani. Bahkan, banyak petani yang merasa rugi dengan menjual hasil panennya ke tengkulak.
“Kami sebagai masyarakat petani meminta PT BAA dibuka kembali. Agar kami tidak kesulitan menjual buah yang kami panen. Karena banyak buah yang rusak akibat tidak sempat terjual ke perusahaan,” pungkasnya. (/)
