NEWSNUSANTARA,BERAU– Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor mengunjungi Pabrik Pengolahan Kakao “Berau Cocoa” milik PT Berau Coal yang terletak di area Politeknik Sinar Mas Berau Coal, Sei Bedungun, Kecamatan Tanjung Redeb pada Jumat (25/6/2021) lalu.
Dalam kunjungannya, Isran Noor didampingi oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas dan Wakil Bupati Berau, Gamalis serta manajemen PT Berau Coal untuk melihat langsung pengolahan kakao serta bibit kakao.
Dalam sambutannya, Isran Noor memberi motivasi kepada pengelola agar kakao yang ada saat ini terus ditingkatkan. Pasalnya, diketahui bahwa biji kakao yang ada di Indonesia, termasuk Kabupaten Berau merupakan kualitas yang baik sehingga menjadi salah satu yang dicari
“Untuk saat ini, kakao dengan kualitas terbaik itu dari negara Belgia, padahal mereka tidak tanam kakao, yang jadi pertanyaan dari mana bahan mereka, ya dari Indonesia ini. Jadi, kedepan kita harus meningkatkan diri dengan hilirisasi pengelolaan kakao ini untuk menghasilkan produk unggulan,”ungkapnya.
Lanjut Isran, engan adanya pengembangan perkebunan kakao serta pembangunan politeknik yang dilakukan PT Berau Coal, pihaknya menilai sangat besar manfaat yang didapat bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Berau.
“karena kita tahu bahwa hanya dengan pembangunan SDM, kita bisa memanfaatkan Sumber Daya Alam. Tanpa adanya SDM yang berkualitas maka otomatis tidak akan bisa mengembangkan potensi SDA yang begitu besar, banyak dan melimpah,” ucapnya.
Isran Noor sangat apreasiasi terhadap keberadaan PT Berau Coal di Kabupaten Berau, yang tidak hanya fokus pada pengembangan pertanian dan perkebunan, seperti pengembangan kakao Berau saja, melainkan juga peduli terhadap pembangunan dan peningkatan kesejahteraan melalui program CSR di sekitar perusahaan.
Sementara itu, Wakil Gubernur, Hadi Mulyadi, mengucapkan terima kasih kepada Berau Coal, salah satunya melalui unit usaha Berau Cocoa, PT Berau Coal telah membantu masyarakat, serta menumbuhkan perekonomian masyarakat Berau khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya.
“Kita berharap Kakao Berau ini menjadi kakao nomor satu di dunia, karena saat ini kualitasnya ada di posisi nomor empat dunia,” ungkap Hadi Mulyadi.
“Tentu juga kami titip program ini untuk dipantau kepada ibu Bupati dan bapak Wakil Bupati Berau. Semoga manfaatnya bisa terus dirasakan oleh masyarakat Berau dan Kaltim,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Bupati Sri Juniarsih menyampaikan bahwa produksi kakao di Bumi Batiwakkal-sebutan Berau perlahan mulai meningkat. Seiring dengan banyaknya permintaan dari daerah luar. Kakao Berau juga menjadi salah satu wakil yang akan mengikuti Cocoa Excellent Award 2021 di Paris. Pihaknya berharap keberhasilan ini dapat memotivasi dunia perkebunan di Berau.
“Keberhasilan ini akan selalu dipertahankan pemerintah daerah dengan memberikan perhatian lebih kepada sektor-sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, seperti agribisnis dan pariwisata,” tuturnya.
License dan Corporate Communications General Manager PT Berau Coal, Yoyok N Pramono menerangkan, adanya pabrik pengolahan kakao ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh CSR PT Berau Coal untuk mengembangkan agribisnis demi meningkatkan ketahanan ekonomi. Disebutnya, untuk Berau Cocoa ini, PT Berau Coal mengelola tata kelolanya pasarnya. Kemudian membantu meningkatkan kualitas kakao-nya, sehingga harga jual beli petani jadi lebih tinggi.
“PT Berau Coal selalu berupaya berkomitmen keberadaannya bisa mampu memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat Berau khususnya,” jelas Yoyok.
Dalam kesempatan itu, Yoyok mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan selama ini baik itu dari pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi Kaltim. “Mohon dukungannya agar operasional tambang kami bisa terus berjalan lancar, sehingga pemanfaatan dari keberadaan PT Berau Coal dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat khsusunya,” tutupnya.
Untuk diketahui, kebun kakao tersebar di tiga belas kampung dampingan yakni Suaran, Tumbit Dayak, Tumbit Melayu, Long Lanuk, Nyapa Indah, Batu Rajang, Labanan Makarti, Gunung Tabur, Merasa, Rantau Panjang, Sambarata, Sambaliung, dan Segah, serta terdapat 367 petani kakao yang didampingi dengan lahan tanam 450 hektare. (Dedy)