Omicron Subvarian Baru Akan Muncul, Dinkes Jamin Ketersediaan Obat

Kamis, 16 Juni 2022 11:16 WITA

NEWSNUSANTARA.COM, TARAKAN – Asumsi munculnya gelombang virus Omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA. 5 di Indonesia pada bulan juli mendatang, memicu peningkatan kewaspadaan dan pelayanan bagi faskes terhadap masyarakat diberbagai wilayah, khususnya wilayah Kota Tarakan.

“Penularannya sama seperti omicron. Penyebarannya cepat tapi tidak sekuat delta. Tapi kami tidak mengurangi kewaspadaan hanya memang karna Covid-19 dinamis. Ada kasus kemudian tidak ada lagi, tiba-tiba adalagi. Pokoknya 3 T tetap dilakukan” Terang Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid -19 Kota Tarakan, Dr. Devi Ika Indriarti saat dijumpai Newsnusantara di Dinkes Kota Tarakan, Kamis (16/06/2022).

Baca Juga  Ajak Semua Elemen Masyarakat Sukseskan Porprov

Prediksi lonjakan tersebut didasarkan atas diterimanya laporan pertama kalinya di Indonesia (06/06/2022), yang dalam hal ini terdapat 4 kasus dimana satu diantaranya dinyatakan positif BA.4 dan tiga lainnya positif BA.5 yang secara keseluruhan riwayat telah melaksanakan rangkaian vaksinasi secara lengkap.

Mengetahui tidak ditemukannya gejala khusus bagi pengidap omicron sub varian baru tersebut, pihaknya menjamin ketersediaan obat dalam penanganan Covid telah dilakukan pihaknya dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Baca Juga  Data Persoalan di Sekolah dan Puskesmas

“Sebenarnya pencegahan omicron BA.4 dan BA.5 sama saja dengan covid lainnya, jadi perlakuannya sama. Kalau dia tanpa gejala berarti kita perlu beri obat. Tapi kalo gejala sedang dan berat pastinya dibawa kerumah sakit. Sedangkan gejala ringan untuk obat sudah disediakan dengan teman-teman puskesmas”.

“Ketersediaan obat cukup, yang di puskesmas ada saat ini stoknya mencukupi obat Covid. Kalau yang di instalasi farmasi itu stoknya masih ada,” jelas Devi.

Baca Juga  Ditunjuk Jadi Ketua Bapemperda, Sakirman Optimis Tuntaskan 12 Raperda menjadi Perda

Adapun rangkaian vaksinasi sebelumnya, dianggap telah berperan besar meningkatkan anti body atau kekebalan tubuh sehingga meminimalisir resiko paparan virus, maupun gejala yang diterima pasca terpapar subvarian baru tersebut.

“Efek vaksin berpengaruh ke semua varian, menjadi alasan tidak bergejala. Untuk mendapatkan kekebalan ada 2 cara, pertama biasa dari vaksin, itu namanya kekebalan buatan. Kemudian yang kedua, kekebalan alamiah,” tutupnya. (Putri)

Bagikan:
Berita Terkait