NEWSNUSANTARA.COM, BERAU – Budidaya perairan atau akuakultur di Berau semakin maju. Dinas Perikanan bersama lembaga swadaya masyarakat Yayasan Koservasi Alam Nusantara (YKAN) tengah bersiap untuk mengembangkan wilayah ADPE atau Akuakultur Dengan Pendekatan Ekosistem.
Dikatakan Kepala Bidang Perikanan Berau Budiono, Senin (10/6/2024) menyebut, setelah ditetapkannya Berau sebagai pemilik wilayah maka tugas selanjutnya adalah dengan melakukan sertifikasi lahan perikanan budidaya pada kawasan budidaya tambak.
Budidaya tambak yang saat ini berkembang berada di tiga kampung. Yakni, Kasat dan Pegat Batumbuk di Kecamatan Pulau Derawan dan Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung.
“Tiga kawasan tersebut telah terbit 150 bidang (kawasan akuakultur) dan menjadi modal oleh pembudidaya tambak di Berau,” katanya.
Meningkatkan semangat penambak, diakui Budiono, pemerintah provinsi juga sudah bergerak dengan memberikan paket bantuan berupa sarana prasarana budidaya tambak.
Selain itu, upaya sosialisasi, penerapan dan monitoring juga sudah dilakukan melalui peran pihak akademisi dalam upaya peningkatan kapasitas dan daya dukung kegiatan budidaya tambak.
“Kegiatan pembudidaya tambak di Berau pada tiga kawasan tersebut (Kasai, Pegat Batumbuk dan Suaran) sudah berlangsung sejak empat tahun lalu,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau Muhammad Said menyambut baik langkah budidaya perikanan tersebut terlebih potensi perikanan di Berau dinilai juga sangat besar.
Dari data yang ia miliki produksi mencapai 460 ton per hari. Namun hasil ini sebagian besar lari keluar daerah. Kata Said, saat ini pemkab sedang mengupayakan jalur distibrusi perikanan dapat melalui jalur udara dengan penerbangan langsung ke Berau dari beberapa daerah.
“Pemerintah pun siap memberikan dukungan penuh. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah membuka jalur distribusi ke daerah lain, semoga ini bisa membantu dalam pemasaran kedepannya,” tambah Sekkab Berau, Said.
Reporter: Miko Gusti