
NEWSNUSANTARA.COM, BERAU – Dinas Perikanan Kabupaten Berau harus menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, untuk sampai ke tambak udang windu di Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung yang dijadikam percontohan dalam pengelolaan tambak udang windu berbasis kawasan. Sistem tersebut disingkat Kawan Baik.
Pembudidaya yang tambaknya terpilih sebagai contoh, merasa senang. Karena udang yang sebelumnya ia kelola sendiri kini dibantu berbagai pihak, dengan maksud bisa meningkatkan kualitas dan hasil produksi.
“Alhamdulillah tampak saya terpilih sebagai percontohan, semoga dengan sistem pengelolaan ini bisa lebih meningkatkan ekonomi para penambak, karena dibantu dalam hal produksinya,” kata Drajat, saat mengetahui tambaknya dijadikan percontohan.
Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Dinas Perikanan Berau Budiono menyatakan, sistem kerjasama dalam budidaya udang windu itu, sebelumnya telah disosialisasikan. Yang nantinya akan dimuat menjadi suatu regulasi atau kebijakan melalui surat keputusan (SK) kepala daerah.
Regulasi yang ada nanti dapat digunakan sebagai landasan untuk menciptakan satu pola model pengelolaan terpadu dari hulu sampai hilir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Hasilnya nanti adalah dapat menciptakan model pengelolaan udang windu terpadu dengan model kemitraan, kerjasama dan investasi kawasan yang berimbang dari sisi ekonomi dan ekologi atau timbal balik antar makhluk hidup dan kondisi alam dari hulu hingga hilir,” ujar Budiono selaku penggagas sistem inovasi Kawan Baik.
Aksi perubahan tersebut bertujuan sebagai, pembauran berbagai kegiatan terkait pengelolaan budidaya udang windu oleh para pihak sesuai dengan kewenangannya dalam bentuk kelompok kerja daerah.
“Kelompok kerja daerah tersebut berasal dari pemerintah daerah, pihal swasta, akademisi, mitra pembangunan dan media,” pungkas Budiono.
Untuk diketahui, tambak udang windu di Berau tersebar di beberapa kampung. Salah satu yang terbesar adalah Kampung Suaran dengan luasan mencapai 780 hektare. (MRK)