NEWSNUSANTARA.COM, TANJUNG REDEB – Perbaikan jembatan Sambaliung yang durencanakan berlangsung sejak 1 Juni 2023 kini tinggal menghitung hari. Penutupan total serta peralihan arus lalu lintas untuk masyarakat dipandang Komisi III DPRD Berau M. Icshan Rapi harus ada perencaan final, Rabu (24/5/2023).
Sebab dari kacamatanya, hingga menjelang pelaksanaan perbaikan dirinya merasa belum mendapat solusi yang baik. Dengan memperhatikan volume manusia dan barang dari Tanjung Redeb-Sambaliung atau sebaliknya agar tidak terjadi penumpukan saat penyeberangan.
Meski menurut dia pemerintah daerah telah menyatakan akan menyiapkan LCT untuk kelangsungan penyeberangan, namun kata dia apabila menggunakan cara tersebut maka perlu unit LCT lebih dari satu. Di sisi lain, tetap harus memperhatikan lalu lintas serta arus sungai.
Berbicara soal segi teknis juga, secara ideal menurutnya sebelum perencanaan perbaikan jembatan Sambaliung, semestinya ada jembatan lain sebagai alternatif. Dengan pembangunan tersebut, maka selain arus lalu lintas dapat terbagi, pembenahan jembatan Sambaliung pun tidak perlu memikirkan kendala terkait penyeberangannya.
Ditambah perbaikan yang memakan waktu selama 4 bulan. Dalam jangka waktu tersebut, dalam beberapa menit saja kendaraan yang lalu lalang sangat padat. Bahkan menurut data dari penguji teknis yang ia peroleh rata-rata pengendara yang lewat berada di kisaran 2 ribu jiwa dalam 1 jam. Baik dari arah Tanjung Redeb-Sambaliung maupun sebaliknya.
Ia berangan-angan kalau dengan kondisi sekarang, jembatan Sambaliung yang merupakan akses satu-satunya untuk penyeberangan masyarakat Berau hingga yang berada di pesisir maka akan menimbulkan dampak domino, baik sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
“Tidak semudah itu, kita pun dari pihak legislatif juga selama ini tidak pernah dilibatkan bagaimana mencari solusinya,” katanya.
Lanjut Daeng Iccang, belum lagi penyeberangan yang ada tidak beroperasi secara maksimal. Ia menginginkan, agar layanan penyeberangan tersebut beroperasi selama 24 jam. Untuk menghindari potensi adanya keadaan darurat yang dialami masyarakat.
Bahkan ia dari pihak legislatif juga meminta agar ada simulasi final serta ia juga menegaskan pemerintah bisa mempresentasikannya dihadapan anggota DPRD.
“Tolong pemda ini bisa mempresentasikan lagi bagaimana hasil simulasi, bagaimana lalu lintas sungainya dan seperti apa penanganan kendaraan yang padat tersebut agar tidak terjadi penumpukan saat penyeberangan,” pungkasnya. (ADV)
Reporter:Miko//Editor:Edy