Simulasi Penyeberangan Perlu Dievaluasi

Simulasi penyeberangan dilakukan menggunakan kapal LCT, sebelum jembatan Sambaliung ditutup total untuk perbaikan.
Simulasi penyeberangan dilakukan menggunakan kapal LCT, sebelum jembatan Sambaliung ditutup total untuk perbaikan.

NEWSNUSANTARA,TANJUNG REDEB- Jelang penutupan total jembatan Sambaliung dalam rangka perbaikan, Pemkab Berau melakukan simulasi penyeberangan roda empat menggunakan kapal LCT. Simulasi ini dilakukan di jetty Singkuang Tanjung Redeb, Pada Sabtu (8/10), untuk melihat efektivitas penggunaan LCT sebagai fasilitas penyeberangan selama jembatan ditutup.

Dalam beberapa kali simulasi, kapal LCT yang digunakan secara umum, cukup efektif digunakan untuk mengangkut kendaraan. Hanya saja, perlu ada pembenahan untuk landasan pendaratan. Serta, alat berat juga paling tidak disiapkan untuk mengantisipasi ketika LCT hendak sandar dan menyesuaikan haluan LCT dengan jetty atau dermaga pendaratan.

Bupati Berau Sri Juniarsih, yang secara langsung memantau simulasi itu mengatakan, masih ada beberapa yang harus dilakukan evaluasi, terutama untuk landasan pendaratan yang masih belum maksimal, dan harus diperlebar.

Tidak itu saja, dirinya juga menyebut perlu ditempatkan alat berat untuk membantu kelancaran aktivitas penyeberangan.

“Secara umum lancar, tapi memang ada beberapa kendala, yang harus dievaluasi. Termasuk landasan pendaratannya. Selanjutnya, untuk roda dua juga akan disimulasikan dalam waktu dekat,” terangnya.

Kemudian dari segi safety atau keamanan, baik untuk kendaraan dan penumpangnya, Sri menyebut, juga sudah dipertimbangkan dan diminimalisir.

“Jika semua sudah dimaksimalkan, dan evaluasi sudah dilakukan tinggal menunggu dari Pemprov Kaltim, kapan jembatan akan ditutup. Harapannya bisa dilakukan secepatnya,” jelasnya.

Dirinya juga menyebut bahwa, fasilitas penyeberangan yang disiapkan Pemkab Berau bersama pihak swasta digratiskan bagi masyarakat umum. Baik itu para pekerja, pelajar, maupun masyarakat umum. Terkecuali kendaraan swasta.

Menurutnya, untuk kendaraan produksi swasta, seperti truk sawit, mobil CPO, dan kendaraan lainnya, akan dikenakan tarif, yang nilainya akan ditentukan dalam waktu dekat.

‘Karena fasilitas penyeberangan ini diutamakan bagi masyarakat umum. Bukan untuk kendaraan perusahaan,” katanya.

Operasi LCT ini akan dilakukan selama 24 jam full. Agar tidak menimbulkan antrean panjang.

“Pekerjaan ini akan dilakukan 24 jam, agar masyarakat dapat beraktivitas dengan lancar,” terangnya.

Sementara itu, Bidang Lalu Lintas Jalan Dishub Berau, Frisko Hakim mengatakan, dari simulasi yang dilakukan didapatkan beberapa catatan dan evaluasi. Diantaranya, titik poin pendaratan harus diperlebar, sehingga LCT punya banyak pilihan, dengan menyesuaikan pasang surut air sungai Kelay.

Dijelaskannya, karakter Sungai Kelay dan Sungai Segah karakternya berbeda. Sungai kelay kata dia, antara hulu dan hilir ketinggiannya berbeda drastis. Sehingga, meskipun air pasang, arusnya pasti mengarah ke hilir.

Sementara Sungai Segah, mulai dari Teluk Pimping sampai Tanjung Redeb itu relatif tipis, ketinggiannya hanya berbeda 1 atau 2 meter saja. Ketika air pasang, arusnya cenderung diam. Hal ini yang membuat sulit mendapat posisi ideal tegak lurus antara jetty dan LCT.

“Karena pergerakan kapal LCT ini sangat dipengaruhi oleh arus sungai. Jadi mesti diperlebar, agar kapal LCT punya banyak sudut untuk mendaratkan ramdornya. Saat simulasi dilakukan, terbukti LCT kesulitan mendaratkan ramdornya,” terangnya.

Pelebaran pendaratan itu nantinya, akan dilakukan di dua titik baik jetty yang ada di Singkuang maupun yang di Sambaliung. Terutama bagian sisi kiri agar terlihat menyerong. Paling tidak keleberannya minimal 8 meter. Agar Kapal LCT lebih mudah mendaratkan ramdornya.

Dia menerangkan, salah satu tujuan melakukan simulasi ini, yakni guna mendapatkan gambaran nyata, mulai dari kendaraan bergerak saat parkir, masuk ke LCT, lepas tambat, hingga kemudian menyeberang sampai mendarat sempurna.

Di simulasi itu juga diterangkannya, dihadiri OPD terkait. Dan selanjutnya kemungkinan akan dilakukan rapat teknis. Adapun mengenai penutupan jembatan Sambaliung akan dilakukan ketika sarana dan prasarana pengalihannya sudah siap.

“Termasuk rambu-rambu sementara untuk masyarakat, dan terpenting semua jetty sudah siap dan selesai dibangun. Begitu juga dengan kesiapan personel di lapangan, baru diberikan rekomendasi untuk melakukan penutupan jembatan,” pungkasnya. (/ADV)