
NEWSNUSANTARA,TANJUNG REDEB- Sejumlah tokoh masyarakat Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung, layangkan protes keras kepada perusahaan batu bara yang diklaim melakukan telah penutupan jalan yang kerap digunakan masyarakat di sana untuk bertani.
Beruntung Kepala Kampung Suaran, Arif Sugiarto, berhasil membubarkan masyarakat yang ingin melakukan protes kepada perusahaan tersebut. Dan menyebut, bahwa persoalan tersebut akan ditindaklanjuti Pemerintah Kampung Suaran. Pihaknya juga meminta program CSR jangka panjang pada perusahaan untuk kemudahan petani di sana beraktivitas.
Dikatakan Arif Sugiarto persoalan tersebut berkaitan dilakukannya penutupan jalan bertani masyarakat secara sepihak oleh perusahaan.
“Pihak perusahaan belum ada kesepakatan dengan masyarakat dan pemerintah kampung terkait jalan itu. Karena jalan itu sudah lama digunakan bersama dengan masyarakat,” katanya.
Pihak perusahaan kata dia, menginginkan jalan tersebut menjadi satu pintu. Apabila dilakukan seperti itu, akan menbahayakan masyarakat petani, karena harus melalui flyover ayang memiliki tanjakan cukup panjang.
Sementera, tidak mempertimbangkan kondisi dan kemampuan masyarakat petani. Sementara mayoritas alat transportasi yang digunakan petani di kampungnya merupakan kendaraan tua.
“Kalau mereka muat hasil kebun mereka seperti sawit kan itu sangat beresiko. Apakah perusahaan bisa menjamin keamanan warga kami di sana,” kata dia.
Menurutnya, solusi yang terbaik, bukan semata-mata dari sudut pandang pihak perusahaan. Karena, selama dirinya menjadi kepala kampung, hampir tiga tahun, nyaris tidak terjadi gejolak di tengah masyarakat, yang menghambat produksi batu bara perusahaan.
Apalagi, selama ini, kontribusi masyarakat ke perusahaan juga cukup bagus, dan tidak pernah memgganggu operasional dan produksinya. Bahkan pihaknya juga meminta CSR jangka panjang terkait jalan usah tani tersebut.
“Dan mereka juga untung. Jadi tolong lah. keuntungan itu dialokasikan sedikit untuk kepentingan warga kami. Kami menuntut CSR untuk program jangk panjang penyelesaian jalan usaha tani di Suaran agar jalur produksi batu bara bisa steril,” katanya.
Dia juga menjelaskan, keberadaan perusahaan batu bara merupakan salah satu stakeholder di kampungnya. Sudah tentu, sebagai pemerintah kampung, pihaknya memberikan perlindungan. Apalagi, pihaknya juga mengakui masih membutuhkan perusahaan tersebut sebagai mitra kerja.
“Kami ingin ini situasi tetap berjalan kondusif. Makanya, saya hanya menjadi penengah karena arahnya semoat tidak kondusif. Dan persoalan ini akan kami tindaklanjuti dengn mengirimkan surat resmi ke manajemen perusahaan bersangkutan,” pungkasnya.
Berdasarkan informasi dari salah satu pihak perusahaan, jalan tersebut sebenarnya bukan ditutup aksesnya namun dialihkan satu pintu untuk keselamatan warga karena jalan operasional perusahaan yang dilalui alat berat akan berbahaya jika dilewati pengendara umum tanpa pengawasan, jadi ini untuk kepentingan keselamatan warga juga, ada prosedur yang dilakukan untuk melewati jalan operasional perusahaan (/).