NEWSNUSANTARA.COM, BERAU – Dilansir dari akun resmi Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim sebaran kasus kematian bayi 0-12 bulan dan kematian neonatal 0-28 di Berau menempati urutan kedua jumlah terbanyak. Setelah Kutai Kartanegara, Kamis (27/6/2024).
Data terakhir yang dirilis 3 Juni 2024, bayi 0-12 bulan yang meninggal di Berau mencapai 34 jiwa sedang neonatal atau bayi baru lahir 0-28 hari kematiannya menunjukkan angka 32 jiwa. Sementara kematian ibu di Berau tujuh orang.
Data ini membuat Wakil Ketua I DPRD Berau Syarifatul Syadiah cukup prihatin. Dirinya mendorong agar Pemerintah Kabupaten Berau, untuk memprioritaskan kesehatan ibu hamil. Kata dia itu sangat penting guna mencegah terjadinya kematian ibu dan anak.
“Ini yang tidak diinginkan. Tenaga kesehatan baik diseluruh fasilitas kesehatan harus menaruh perhatian kepada kesehatan gizi ibu hamil. Ataupun wanita yang baru menikah,” katanya.
Politisi yang kerap disapa ibu Sari ini menjelaskan, kesehatan gizi masyarakat harus menjadi perhatian daerah sesuai dengan tujuan dari Pemerintah Kabupaten Berau. Terutama menciptakan Berau Sehat dan generasi emas di masa yang akan datang.
Sehingganya, layanan kesehatan ibu hamil dan pasca melahirkan maupun kesehatan gizi harus jadi perhatian. Bahkan dirinya meminta, ada porsi anggaran untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan gizi mereka. Dirinya meminta Dinas Kesehatan Berau terus mencari strategi dan upaya agar pelayanan kesehatan ibu hamil serta pasca melahirkan tetap berjalan sesuai dengan target.
Dirinya berharap, dengan perhatian lebih yang diberikan Pemkab Berau, dapat mengurangi potensi jumlah bayi lahir dengan berat badan rendah dan kurang gizi. Serta menekan angka kematian pada bayi dan ibu melahirkan.
Bahkan dari legislatif, politisi Golkar itu pun mengaku siap apabila program menekan angka kematian ibu hamil dan bayi tersebut dapat masuk ke dalam sasaran program prioritas tiap tahun.
“Kami dari DPRD Berau siap mendukung program ini. Dan ini perlu kita benahi bersama, sehingga kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi lahir dan angka kematian bayi dapat dicegah,” tandasnya.
Reporter: Miko Gusti