NEWSNUSANTARA.COM,BERAU– Batu Putih menjadi kecamatan terakhir pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di kecamatan pesisir selatan sekaligus menutup Musrenbang tingkat kecamatan di Kabupaten Berau. Pelaksanaan dipusatkan di pendopo kecamatan, Rabu (11/3). Kegiatan dibuka oleh Bupati Berau, Muharram.
Dalam sambutannya, Camat Batu Putih, Mudzakir menyampaikan bahwa oada tahun 2019 lalu serapan anggaran untuk Alokasi Dana Kampung (ADK) yang bersumber dari APBD sebesar 94,33 persen atau 14,2 miliar dari total anggaran senilai Rp 15 miliar. Sementara untuk alokasi dana desa (ADD) terserap 90,8 persen dari total anggaran senilai Rp 7,2 miliar. Kemudian dana bagi hasil pajak terserap 84 persen dari total anggaran Rp 400 juta. Batu Putih juga mendapatkan bantuan provinsi untuk Kampung Balikukup senilai Rp 130 juta dengan serapan anggaran 94 persen.
“Dukungan pendanaan ini memberikan dampak positif bagi pembangunan di setiap kampung. Sekaligus menjadi semangat bagi masyarakat untuk ikut sert dalam membantu pembangunan di kampung. Kita harapkan anggaran ini tetap stabil untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa sektor unggulan di Batu Putih yang cukup menonjol adalah sektor perkebunan, pariwisata dan perikanan. Pada tahun 2019 lalu tingkat kunjungan wisatawan ke Batu Putih khususnya Tulung ni Lenggi mencapai 34 ribu, mangrove dan lobang kelatak sebanyak 764. “Telaga Biru juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Desa berupa dua unit home stay, semenisasi jalan dan lampu penerangan dengan total anggaran senilai Rp 560 juta,” ungkapnya.
Sementara Bupati Muharram dalam kesempatan ini menyampaikan hasil pembangunan yang dijalankan dalam beberapa tahun terakhir menuju tren positif. Dimana pada tahu. 2019 indeks pembangunan manusia di Berau berada diurutan ketiga setelah Samarinda dan Balikpapan dengan posisi 74,01. “Dari hasil penilaian ini, angka 70 ke atas termasuk tinggi. Ini jadi tolak ukur pemerintahan,” jelasnya.
Kemudian untuk angka kemiskinan mengalami penurunan yang berada di angka 5,04 persen. Penurunan angka kemiskinan ini merupakan dampak positif perencanaan pembangunan yang telah dijalankan pemerintah kabupaten sejauh ini. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan yang tertinggi sejak tahun 2016 dengan posisi 5,3 persen. “Begitu juga dengan indeks desa membangun yang sebelumnya berada pada posisi 80 persen untuk desa tertinggal dan sangat tertinggal. Sementara posisi saat ini, tinggal 20 persen saja yang masih dalam posisi tertinggal, yang lain mandiri maju dan berkembang,” jelasnya. (SR).