Bocah Kelas 3 SD Ditemukan Meninggal Mengapung di kolam yang diduga Eks Tambang Batu Bara

Minggu, 9 Oktober 2022 08:50 WITA
Ft ist:
Ft ist:Bocah kelas 3 SD berusia 11 tahun, ditemukan mengambang di kolam yang diduga eks tambang ilegal, di Kelurahan Rinding, Minggu (9/10/2022).

NEWSNUSANTARA,TANJUNG REDEB– Seorang bocah kelas 3 SD di Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur ditemukan meninggal di kolam yang diduga eks tambang Batu Bara, yang berlokasi di Jalan Mulia, Kelurahan Rinding, Minggu (9/10/2022). Untuk diketahui, bocah tersebut juga sempat dikabarkan hilang pada Sabtu (8/10/2022) sore, usai mandi di kolam tersebut.

Salah seorang warga sekitar Adji membenarkan adanya peristiwa itu. Dia mengatakan, informasi penemuan jenazah bocah tersebut diketahuinya pada pukul 11.00 Wita.

“Iya benar. Ada anak ditemukan meninggal di bekas lubang tambang itu. Saya tahunya tadi pagi antara jam 10 atau jam 11 pagi tadi,” jelasnya.

Baca Juga  Program PTMT Sejumlah Siswa SDN Purwantoro Kota Malang 05 Dapat Hadiah Sebagai Motivasi

Menurutnya, selama dirinya melewati lokasi bekas galian baru bara tersebut, memang sering terlihat banyak anak-anak mandi. Bahkan, sebelum kejadian, dirinya sempat melarang anak-anak tersebut untuk berenang dan bermain di sekitar lokasi itu. Pasalnya, kolam tersebut cukup dalam dan berbahaya bagi anak-anak.

“Saya dapati sore, sempat saya larang. Karena mereka berenang sambil bercanda di tengah kolam. Itu saya larang, sebelum kejadian. Setelah melarang anak-anak, saya langsung pergi, tidak tahu juga kalau sore itu ada kejadian anak tenggelam,” terangnya.

Baca Juga  Karyawan PT TBPP Terbawa Arus Saat Memancing. Iptu Suradi: Korban tak bisa berenang, dan Masih Belum Ditemukan

Dirinya mengatakan, seharusnya bekas galian itu ditutup dengan tanah, tidak cukup hanya dengan memagar dengan seng. Apalagi pagar sengnya juga sudah rusak.

“Sepertinya yang merusak juga anak-anak yang sering mandi di sana. Sangat rawan, apalagi posisi kolamnya di sekitar kota,” tuturnya.

Sementara itu, Lurah Rinding Kecamatan Teluk Bayur, Misrin mengaku, turut prihatin dengan adanya peristiwa itu. Dirinya berharap kolam bekas galian tersebut dapat kembali ditutup, agar tidak menimbulkan korban jiwa lagi. Apalagi, lokasinya yang berada di sekitar kota dan mudah dijangkau bagi anak-anak.

“Kami turut berdukacita atas kejadian ini. Dan kami dari pemerintah, memang ingin setiap aktivitas yang menimbulkan lubang dalam, dan membahayakan bagi warga itu ditutup kembali. Apapun kegiatannya,” jelasnya.

Baca Juga  Polda Kaltim Gelar Konferensi Pers Tindak Pidana Ujaran Kebencian Marco Karundeng

Namun, terkait apakah kolam tersebut merupakan lokasi yang diduga bekas galian batu bara yang banyak disebutkan masyarakat, Misrin belum bisa memastikannya. Pasalnya, dirinya belum melihat secara langsung. Apalagi, lokasinya juga dipagari dengan seng.

Namun ditegaskannya, apapun kegiatannya, pengelolanya harus bertanggungjawab. Jangan sampai kata dia, setelah digali dan diambil isinya, kemudian ditinggalkan begitu saja.

“Kalau informasi dari masyarakat seperti itu. Tapi itu perlu dipastikan apakah benar, atau hanya dugaan saja. Kalau sudah memakan korban, siapa yang akan bertanggungjawab. Jika memang belas galian tambang, pemilik lahan atau kontraktornya harus bertanggungjawab,” tandanya. (/).

Bagikan:
Berita Terkait