
NEWSNUSANTARA.COM, TARAKAN – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan, Elang Buana mengungkap bahwa pihaknya selama ini memiliki pemikiran yang tidak sejalan dengan sebagian besar petani khususnya wilayah binaannya, Rabu (29/6/2022).
“Silahkan mau nanam apa saja, kami bantu. padi, jagung, atau kedelai. Tapi petani ini memilih komoditas yang menguntungkan” terang Elang kepada Newsnusantara.
Adapun beberapa komoditas yang disebutkan seperti padi, jagung, kedelai, merupakan bagian dari tujuan pihaknya maupun pemerintah pusat sebagai bentuk meningkatkan produksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan dalam wilayah itu sendiri. Berbanding tebalik dengan pilihan komoditas petani, yang lebih memilih raup keuntungan serta durasi panen lebih cepat seperti layaknya cabai, dan sayur daun.
Hingga saat ini, pihaknya hanya bisa mensupport petani melalui fasilitasi sebagai wujud penunjang keberhasilan produksi usaha tani.
“Tetap menanam yang memang harganya menguntungkan, tetap tepat waktu artinya bagaimana waktu panen bisa tepat seperti di perayaan besar yakni idul Fitri, idul adha, kami sudah bisa membaca alurnya.” Terang Elang.
Kendati demikian, pihaknya menjamin bila nantinya ada beberapa pihak yang dalam hal ini petani berminat untuk berdalih berusaha tani Pajale, pihaknya tak segan kucurkan dana secara totalitas demi penunjang kelancaran usaha budidaya tanaman pangan tersebut.
“Jadi pemerintah pusat tidak tanggung-tanggung. Jadi kalau mau menanam padi 200 ha, 300 ha, bahkan 1000 ha, dibantu. Mulai dari cetak irigasi, semua siap, pajale juga gitu.” Ujarnya.
Adapun support yang sebelumnya diberikan pihaknya, didasarkan dengan mengingat pertimbangan potensi wilayah Kota Tarakan lebih condong pada tanaman hortikultura. Sehingga pihaknya tak segan menjembatani usaha tani tersebut meski turut berharap nantinya usaha tani tanaman pangan pula dapat dikembangkan.
“Bagi kami dari dinas pertanian yang penting masyarakat sejahtera. Artinya masyarakat petani dalam hal ini untung dan saya senang sekali,” bebernya.
Adapun yang menjadi keinginan pihaknya terkait minat pengembangan usaha tani tanaman pangan, didasarkan pada peluang dari kajian yang sebelumnya dilakukan bersama instansi terkait.
“Kemarin kita sudah mencoba dengan Universitas Borneo, seper hektar produksinya itu kita tinggi sekali. Dan itu memang potensinya besar seperti jagung dulu tapi mau gimana lagi kalau petaninya tidak mau. Tapi tetap kita bantu tapi tidak sebesar yang di program nya pajale,” jelasnya.
“Bersama Universitas Borneo,luar biasa kaget hasil ubinan itu bisa mencapai 5 ton per Ha produksi kedelai. Biasanya untuk kedelai rakyat kan cuma 1 ton lebih. Tapi memang ada perlakuannya menggunakan bakteri membantu menangkap unsur nitrogen,” tutup Elang. (Putri)
EDitor:Edy