NEWSNUSANTARA.COM, TARAKAN – Pupuk subsidi tak kunjung diterima, petani khawatir alami kerugian.
Berdasarkan pengakuan Ariyanto (45) Ketua kelompok tani Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Tarakan mewakili petani lainnya di wilayah Mamburungan dan sekitarnya, menyatakan walaupun biasa alami keterlambatan, namun belum pernah selambat ini.
“Tidak, memang biasa begitu tapi ini kan sudah jauh terlambat” terang Ariyanto saat dijumpai Newsnusantara di lahan usaha tani di Mamburungan, Minggu (20/2/22).
Diakui pihaknya baru saja melakukan koordinasi melalui pertemuan dengan Dinas Ketahanan Pangan terkait SK Walikota Tarakan yang belum keluar, yang hingga saat ini pihaknya belum bisa akses pupuk ke pengecer dan menembus distributor.
Terhambat nya pengadaan pupuk subsidi, diakui pihaknya alami kerugian besar mengingat selisih harga pupuk non subsidi dan subsidi mencapai 600 ribu.
“Dengan tidak adanya pupuk subsidi, inikan kalo kita berbicara sebagai petani yang memang usahanya dibidang pertanian, jelas sangat merugikan sekali karena teman teman pasti ga bisa bercocok tanam, walaupun ada alternatif lain dengan beli pupuk non subsidi tapi harganya mahal sekali, sekarang sampai 700 ribu rupiah yang NPK, sedangkan kalo beli yang subsidi hanya 115 ribu/50 kg. Harus beli sendiri, kalau ngak tidak bisa jalan,” terangnya.
Selama ini, pihaknya mendapat 6 dari 7 jenis pupuk subsidi yang diterima dikarenakan salah satu pupuk tersebut minim pemakaian.
Adapun yang menjadi harapan pihaknya bahwa segera diprosesnya SK tersebut diharapkan pengadaan pengadaan pupuk subsidi dapat segera terlaksana.
“Berharap sekali secepatnya SK itu diproses, karna itu memang kendalanya,” tutupnya. (Putri)