MAKSIMALKAN : Pemanfaatan lahan tidur menjadi produktif dalam pengembangan sektor perkebunan.
NEWSNUSANTARA,BERAU – Peningkatan sektor perkebunan menjadi program pemerintah dalam jangka panjang. Dimana sektor ini merupakan salah satu yang berpeluang besar untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemkab Berau pun menargetkan agar setiap kampung bisa memaksimalkan lahan tidur yang ada agar lebih produktif.
Disampaikan Sekretaris Dinas Perkebunan Berau, Amran Arief, dalam beberapa tahun terakhir ini, pihaknya berupaya untuk memacu pembangunan sektor perkebunan rakyat di setiap kampung. Pemerintah kampung pun telah diminta untuk melakukan inventarisir lahan-lahan tidur untuk dijadikan kawasan perkebunan. Sementara pemerintah daerah siap membantu dalam hal pemberian bantuan bibit ataupun peningkatan SDM.
“Salah satu yang telah kita bantu adalah bibit pala. Dimana bibit pala ini memiliki nilai ekonomis tinggi, tanaman yang layak juga untuk konservasi. Dan memiliki umur yang sangat panjang. Jadi kita fokuskan untuk lahan-lahan yang tanpa pembukaan, seperti lahan kritis dan lahan tidur. Dan cukup banyak di Berau lahan tidur,” ujarnya.
Dan pada tahun 2021 mendatang, Berau juga bakal mendapatkan bantuan dari APBN untuk pengembangan tanaman pala seluas 100 hektar. Untuk bantuan ini masih dalam tahap invetarisir, daerah mana saja yang bakal diberikan. “Saat ini pemerintah pusat memiliki program mengembalikan kejayaan rempah-rempah. Sementara pala di Berau sudah dimulai duluan. Jadi kita yakin bakal mendapatkan dukungan kedepannya. Saat ini sudah dikembangkan di Biduk-biduk, seluas 330 hektar sudah kita bantu. Dan saat ini sudah mulai turun hingga ke Batu Putih,” ungkapnya.
Selain itu pemanfaatan lahan-lahan tidur juga mulai dilakukan untuk perkebunan kakao dan lada. Berau saat ini menjadi prioritas untuk pengembangan lada dan kakao di Kaltim. “Kita apresiasi atas dukungan dari pemerintah pusat ini karena kita diprioritaskan. Bertahap kita kembalikan kejayaan sektor perkebunan ini, khususnya perkebunan rakyat selain sawit,” pungkasnya. (hms5)