NEWSNUSANTARA.COM,BERAU – Masyarakat Kampung Tasuk, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yang tergabung dalam Kelompok Tani Tekad Mandiri Sejahtera, menggelar aksi damai di depan pos jaga PT Berau Coal. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aktivitas tambang yang dilakukan di atas lahan mereka tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu dengan masyarakat setempat. Warga menuntut agar kegiatan tambang tersebut segera dihentikan.
Aksi damai ini dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap PT Berau Coal yang diduga telah melakukan eksplorasi dan perluasan operasional tanpa pemberitahuan atau koordinasi dengan warga Kampung Tasuk. Lahan yang digunakan oleh perusahaan tersebut belum sepenuhnya dibebaskan, dan warga merasa dirugikan karena lahan yang mereka klaim sebagai milik Kelompok Tani digunakan tanpa proses pembebasan yang jelas dan adil.
Koordinator aksi, Suyuddin, bersama Kepala Kampung Tasuk, Usmansyah, menyuarakan tuntutan warga agar aktivitas tambang di lahan yang dipersengketakan segera dihentikan. “Kami meminta agar kerugian yang sudah terjadi segera diganti,” tegas Suyuddin. Warga juga memberikan tenggat waktu selama tiga hari bagi PT Berau Coal untuk merespons tuntutan mereka. Jika tidak ada tanggapan yang memadai, warga mengancam akan menutup jalur produksi perusahaan.Aksi damai ini digelar pada tanggal 26 Agustus 2024, di depan pos jaga PT Berau Coal yang beroperasi di wilayah Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Warga secara tertib menyampaikan protes mereka, menuntut keadilan atas hak kepemilikan lahan yang mereka klaim.Hingga berita ini ditulis, belum ada itikad baik dari pihak PT Berau Coal untuk menyelesaikan masalah ini, meskipun pemerintah kampung telah mengirimkan surat resmi beberapa minggu sebelumnya. Warga Kampung Tasuk menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan aksi jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi, dengan langkah lebih lanjut berupa penutupan jalur produksi perusahaan.Aksi ini menegaskan bahwa masyarakat Kampung Tasuk sangat peduli terhadap hak atas lahan mereka dan mendesak pentingnya dialog yang konstruktif antara perusahaan tambang dan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam. Warga berharap melalui aksi ini, perusahaan dapat lebih menghargai hak-hak masyarakat lokal dan melakukan upaya penyelesaian yang adil dan transparan.
Aksi damai ini menjadi contoh nyata dari upaya masyarakat untuk mempertahankan hak-hak mereka di tengah-tengah eksploitasi sumber daya alam yang sering kali tidak mempertimbangkan kepentingan lokal.(*/)