NEWSNUSANTARA.COM, TELUK BAYUR – Museum batu bara di Jalan Kamar Bola, RT.19, Teluk Bayur sudah selesai direnovasi akhir November 2023 lalu. Namun bangunan bergaya klasik itu hingga saat sekarang belum dimanfaatkan, Kamis (9/5/2024).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ilyas Natsir mengaku, langkah awal yang telah dilakukan adalah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan batu bara. Itu dimaksudkan agar perusahaan-perusahaan tersebut turut membantu merancang miniature alat produksi.
Selain itu, Kata Ilyas perlu ada sejumlah batubara berkalori rendah dan tinggu untuk dipamerkan di museum. Rencana yang sedemikian matang itu, diperlukan Disbudpar agar wisata tersebut selain sebagai situs sejarah juga sarana edukasi wisatawan.
“Ini sudah masuk ke tahapan pembahasan ke perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar Teluk Bayur, ini sudah mulai kita gagas,” demikian ujar Ilyas.
Hanya saja terkait kapan eksekusi di lapangan, eks, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung itu belum dapat membocorkan ke publik. Sebab terkait komunikasi ke perusahaan batu bara juga masih berlangsung.
“Harapan kami secepatnya, lebih cepat lebih baik, tentu kita akan kembali mengajukan anggaran untuk sejumlah miniatur dan pameran di dalam museum,” timpalnya.
Lanjut Ilyas, sejauh ini memang Disbudpar masih berfokus kepada revitalisasi bangunan, sebab untuk penataan tata letak sejumlah miniatur yang akan menjadi pajangan di museum kata dia perlu ada pembahasan lebih lanjut, sehingga menambah nilai estetika.
“Pengisian dan penataan di dalam museumnya itu kan perlu direncanakan lagi,” imbuhnya.
Diakuinya, selain wisata sejarah dan edukasi di sekitarnya juga sudah lebih dulu berjalan wisata kuliner jajanan Bahari. Dan konsep yang nanti akan disusun oleh Disbudpar lebih ke wisata yang bersifat study tour.
Dengan konsep yakni, mengkombinasikan semua wisata yang ada di sekitar menjadi satu. Dengan harapan ada pihak swasta yang berminat untuk menanamkan modalnya untuk membantu menghibahkan kapal wisata.
“Sehingga ada perjalanan wisata, menyusuri Sambaliung mampir ke keraton, lanjut ke Gunung Tabur ke Museum Batiwakkal lanjut ke Museum Batu Bara Teluk Bayur dan perjalanan sejarah ke Kawasan Steenkolen di Pasar Batu dan Museum Sirajja Teluk Bayur dan terakhir ke Makam Datuk Panaik di Lamin,” pungkas Ilyas.
Reporter: Miko Gusti