NEWSNUSANTARA.COM, TARAKAN – Masuknya varian baru covid-19 omicron ke Indonesia, keberangkatan Ibadah Haji dan Umroh kembali ditunda hingga awal tahun 2022 (22/12/2021)
H. Muhammad Aslam Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah (SPHU) Kemenag Tarakan, membenarkan dugaan tersebut dan menyampaikan pengumuman resmi Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) terkait pelaksanaan Haji dan Umrah bagi para jamaah salah satunya Kota Tarakan.
“Jadi memang perlu kami sampaikan kepada masyarakat Kota Tarakan, bahwa pemberangkatan umrah dan haji di Indonesia kembali ditunda diduga virus baru omicron itu. Rencana dari tanggal 21 desember pemberangkatan, ternyata di tunda hingga awal 2022, yang jelas diumumkan oleh dirjen PHU bahwa keputusan ini diambil adanya himbauan dari presiden dan arahan menteri agama agar masyarakat tidak perlu melakukan perjalanan keluar negeri sehingga diambil keputusan ini bahwa yang tanggal 21 ditunda. Pemerintah tentu mengutamakan aspek pelindungan jemaat di tengah pandemi covid apalagi semenjak ada varian omicorn”, ungkap Aslam.
Hingga saat ini, terdapat 900 jemaah umroh dan 152 jemaah haji tertunda keberangkatannya dan belum ada keterangan pasti terkait bulan pelaksaan ibadah haji dan umrah. Namun Kepala SPHU menghimbau meneruskan arahan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh, agar calon jamaah dapat mempersiapkan diri se-dini mungkin untuk pelaksanaan ibadah haji dan umroh, sehingga dapat menyesuaikan diri dari setiap kondisi baru terutama di Arab Saudi.
“Tiga point penting tentang persiapan ibadah haji. Yang pertama, ada banyak perubahan situasi yang dapat kita ambil contoh salah satunya, banyak perempuan yang berperan diruang publik dalam hal ini seperti pembimbing jamaah, petugas bandara. Yang kedua, dikarenakan pandemi, penggunaan teknologi digital dalam proses penyelenggaraan haji dan umrah di saudi semakin masif, maka dari semua pihak yang terlibat nantinya perlu kita persiapkan dari sekarang agar ngeteknologi. Artinya, kita bisa menyesuaikan dengan teknologi. Mudah-mudahan kedepannya jamaah kita bisa paham teknologi. Yang ketiga, walaupun belum ada penandatanganan MoU dengan arab saudi terkait kouta jamaah yang akan diberangkatkan tahun depan, mereka meminta kita juga untuk tetap optimis. Itu kata kata dari dirjen penyelenggaraan haji dan umroh”, jelas Aslan.
Selain 3 point persiapan yang sebelumnya disebutkan, ketentuan vaksin pula menjadi penentu keberangkatan bagi calon jamaah haji maupun umroh. Kerajaan arab saudi tersebut menghendaki penggunaan 4 vaksin diantaranya AstraZeneca, Johnson & Johnson, Moderna, dan Pfizer-BioNTech. Sedangkan pihak WHO juga menghendaki penggunaan vaksin sinovac selain dari ke-empat tersebut dan menyampaikan ketentuan bagi masyarakat penerima vaksin sinovac dengan melakukan karantina sesampainya di kerajaan arab selama 3 hari kemudian melakukan karantina selama 10 hari sesampainya melakukan perjalanan ibadah umrah maupun haji.
Adapun yang menjadi harapan bagi kepala SPHU bahwa pada prosesnya setiap jamaah baik dalam melaksanakan haji maupun umroh, dapat diberi kemudahan ketika akan melaksanakan ibadah nantinya.
“Mari berdoa bersama semoga Arab Saudi segera memberi kepastian terkait penyelenggaran haji dan umroh tahun depan dan memberi kemudahan bagi jamaah haji indonesia yang sudah tidak sabar melaksanakan ibadah haji dan umroh”, tutup Aslam. (Putri)