NEWSNUSANTARA.COM, BERAU – Jaringan komunikasi internet berbasis satelit berupa starlink direncanakan pemerintah Kabupaten Berau sebagai upaya lain untuk mengentaskan beberapa kampung yang masih berada di zona blankspot.
Disampaikan Bupati Berau Sri Juniarsih, pembahasan perangkat internet garapan Elon Musk tersebut sudah dibicarakan bersama Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Berau.
Namun kata Bupati, untuk pengadaannya hanya terfokus ke sejumlah kampung yang dianggap benar-benar terisolasi dan sangat kecil kemungkinan untuk dibangun menara pemancar maupun pemasangan kabel telkom. Seperti perkampungan di wilayah Kecamatan Kelay atau daerah lain yang serupa. Itu akan dilakukan bertahap menyesuaikan anggaran yang ada.
“Sehingga, proyek ini, akan dikerjakan secara kontinu atau berkelanjutan sambil memperhatikan kemampuan anggaran, kita upayakan solusi ini dapat mengentaskan persoalan blankspot,” ujarnya.
Pemasangannya nanti, atau pembelian unitnya akan teranggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau, sedangkan perawatan atau pembayaran rutin bulanannya akan dibebankan kepada Pemerintah Kampung menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK).
Dikutip dari lama resmi Starlink, rincian setiap paket akan berbeda. Sesuai dengan kebutuhan dan layanan yang diterima. Pertama, ada residential, perangkatnya seharga Rp. 4,680.000 dengan harga berlanggana perbulan Rp 750 ribu peruntukkannya cocok untuk rumah tangga.
Ada pula, roam. Harga perangkat dalam paket ini sama yakni Rp 4,680.000 juta. Namun biaya langganannya Rp 990 ribu perbulan, yang dikhususkan untuk kegiatan pengembaran dan perkemahan, di lokasi minim jaringan dan blankspot.
Terakhir ada Boat. Layanan yang satu ini adalah layanan yang paling mahal. Harga perangkatnya, Rp 43.721.590 dengan biaya perbulannya Rp, 4.345.000 hingga Rp 86.130.000 yang dikhususkan untuk kegiatan maritim atau pelayaran, tanggap darurat dan bisnis seluler.
“Prospeknya yang kita utamakan yang berada di wilayah blankspot pasti, kita upayakan di semua tempat (blankspot), diutamakan di wilayah yang membutuhkan koordinasi cepat, membutuhkan jaringan internet ini,” pungkasnya.
Rencana program ini disambut gembira masyarakat, Sebab, seperti yang dirasakan oleh warga yang berdomisili di salah satu kamping di Kelay cukup kesulitan karena jaringan internet yang terbatas.
“Kami tentu sangat bahagia jika program itu dikerjakan dan memberikan dampak bagi masyarakat,” ujar seorang warga Kelay, Pipin.
Reporter: Miko Gusti