NEWSNUSANTARA,BERAU-Ketua DPRD Provinsi Kaltim, Makmur HAPK, meminta agar semua pembangunan yang dilaksanakan baik daerah, provinsi termasuk pusat agar dituntaskan. Terutama membenahi perencanaan. Sebab masih ditemukan pembangunan fisik yang kemudian tidak maksimal berfungsi bahkan mangkrak.
Seperti contoh embung air di Kampung Labanan yang tidak berfungsi maksimal. Terutama saat musim kemarau. Sebab pengalaman tahun sebelumnya, petani padi sawah di Kampung Labanan mengalami penurunan hasil produksi akibat kekurangan air saat kemarau.
Makmur memang sempat menyebutkan bendungan merupakan proyek yang kerap tidak berfungsi maksimal setelah selesai dikerjakan. Bahkan tidak berfungsi sama sekali. Rata-rata program pekerjaan pemerintah pusat embung, irigasi atau bendungan memang kerap tidak maksimal.
“Pembangunan di daerah ada yang dari provinsi ada yang dari pusat, tapi sekarang fungsinya itu dibiarkan seperti benteng, ini yang saya nilai yang terjadi, bangunannya inikan sudah ada, manfaatnya itu, maksud saya di tuntaskanlah sudah dibuatkan bendungan misalnya, tinggal buatkan tersiernya mengalirkan ke sawah dan sebagainya, ini tinggal dilanjutkan saja,” jelasnya.
Mantan Bupati Berau ini menyebutkan, sektor pertanian terutama padi sawah rata-rata di Kaltim membutuhkan irigasi yang bergantung pada ketersediaan sumber pengairan yang memadai. Pastinya menjadi salah satu kebutuhan mendesak di wilayah pertanian dan perkebunan beberapa wilayah pertanian, termasuk di Berau.
Ancaman kekeringan hingga gagal panen kerap menghantui petani. Seperti yang sempat dirasakan petani dari kampung Labanan Makmur. Kepala kampung, Mufid Datusahlan menyebutkan warganya sempat pasrah menerima hasil panen yang turun drastis karena musim kemarau saat kemarau. “Seperti tahun 2019 lalu,” ujarnya.
Kini pihaknya berupaya memperbaiki dan membenahi embung air yang dibangun pemerintah pusat di Labanan Makmur. “Masih perlu dibenahi, ada beberapa bagian yang diperbaiki, kemudian ditata juga supaya bisa maksimal dan juga memberikan efek lain misalnya menjadi tempat wisata,” jelasnya.
Khusus untuk pengairan sawah, labanan Makmur sudah dikenal sebagai kampung penghasil beras sawah. Hasil panen ini seperti padi yang biasanya bisa menghasilkan 4 ton dalam satu hektar. Namun jika kemarau anjlok hingga hanya mampu mencapai angka 1,5 ton.
Kondisi ini juga terjadi pada hasil panen tanaman lain seperti jagung dan sayur-sayuran.Jagung misalnya, untuk tanaman bibit unggul saat ini hanya mampu menghasilkan maksimal 2 ton dalam satu hektar.
“kami berharap ada uluran bantuan dari provinsi atau pusat misalnya, karena embung itu proyek pusat, sementara kalau diambil dari dana alokasi kampung tidak cukup,” jelansya.(as/beb)
Siberindo.co