NEWSNUSANTARA.COM – MALANG – Setelah harga minnyak yang tidak tahu kemana arahnya terkait kelangkaan dan sistem penjualan yang terbilang masih tinggi, kini masyarakat di hadapkan pada harga kedelai yang juga mahal.
Pasalnya kenaikan harga kedelai ini menimbulkan kerwsahan bagi pengrajin pembuat Tempe dan tahu.
Menyikapi mahalnya harga kedelai ,Perajin tempe di Desa Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang memilih memperkecil ukuran tempe.
Kartini (36) pengrajin tempe memilih tak menaikkan harga tempe di khawatirkan dagangan tempenya malah tak laku.
“Harga kedelai saat ini mahal , untuk itu aya mengecilkan ukuran tempe. Dari awalnya 9 centimeter sekarang jadi 6 centimeter”ucapnya.
Masih kata Kartini “, Itu saya lakukan karena saya tidak naikkan harga. Takut tempe saya malah gak laku ,” beber Kartini di tempet pembuatan tempe miliknya.
Dalam.hal ini terbilang Kartini masih di untungkan karena dirinya telah memiliki langganan tetap yakni para pedagang di Pasar Sumedang Kepanjen.
Meski telah melakukan upaya agar tak merugi, Kartini tak menampik jika cara memperkecil tempe itu sebenarnya tak mendatangkan keuntungan besar.
“Saat kedelai normal dulu bisa Rp 250 ribu per hari. Sekarang kedelai naik jadi berkurang jadi Rp 150 ribu per hari,” tukas Kartini.(Hmz).